7 Tingkatan Jiwa
Menurut Syaiful M. Maghsri, manusia memiliki tujuh jiwa, atau tujuh sisi dari keseluruhan jiwa kita. Masing-masing mewakili tingkat evolusi yang berbeda: jiwa mineral, nabati, hewani, pribadi, insani, rahasia, dan Maha Rahasia. Model mengenai jiwa ini bersifat seimbang’ tutur Syaiful. Perekembangan spiritual bukanlah semata berkenaan dengan mengembangkan jiwa yang lebih tinggi dan mengabaikan atau bahkan melemahkan yang lebih rendah. Tapi jiwa memiliki potensi yang berharga. Dalam sufisme, perkembangan spiritual sejati berarti perkembangan seluruh individu secara seimbang, termasuk tubuh, akal dan jiwa.
Ada banyak sistem dan disiplin yang memusatkan perhatian pada tubuh, olah raga, seni perang, teknik penyembuhan, dan beragaman disiplin fisik lainnya. Pendidikan modern hampir memusatkan diri sepenuhnya pada akal. Banyak disiplin spiritual menekan pada prinsip dan latihan spiritual, tetapi mengabaikan akal dan tubuh. Di dalam sufisme, seluruh kehidupan adalah bagian dari pratik spiritual. Keluarga, pekerjaan dan hubungan sosial memberikan kesempatan yang sama seperti doa dan zikir dalam hal pengembangan spiritual.
Istilah jiwa dalam Bahasa Arab, yakni rĂ»h, juga berati “roh” dan “nafas”. Difirmankan di dalam Al-Qur’an, “Telah Kusempurnakan kejadiannya (Adam), dan Kutipkan ke dalamnya roh-Ku.” Tingkatan tertinggi jiwa yakni yang Maha Rahasia adalah percikan dari ruh Tuhan.
Syaiful mengemukakan Masing-masing jiwa memiliki kedinamisan, kebutuhan, dan kekuatan sendiri-sendiri. Pada saat yang berbeda, jiwa yang berbeda mungkin saja mendominasi. Mengetahui jiwa mana yang lebih aktif adalah informasi yang penting bagi seorang guru. Sebagai contoh, sebuah mimpi yang datang dari jiwa yang satu akan ditafsirkan dengan sangat berbeda dari sebuah mimpi dari jiwa lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar